Kegagalan-kegagalan dibawah ini bukanlah suatu klaim yang pasti.Itu adalah hak Alloh semua.Tetapi setidaknya kita memiliki perhitungan terhadap indikasi tersebut agar Ramadhan ini menjadikan diri kita lebih berkualitas dan lulus dari pendidikan Ramadhan,10 indikasi tersebut adalah :
1. “Warming up” yang kurang optimal sebelum Ramadhan
Warming up adalah memperbanyak ibadah sunnah sebelum Ramadhan yaitu pada bulan Sya’ban yang berfungsi sebagai pemanasan bagi ruhani dan fisik untuk memasuki bulan Ramadhan. Misalnya berpuasa sunnah, memperbanyak ibadah shalat,tilawatul Al-Qur’an,ibadah malam,berzikir dan amalan lainnya sehingga akan menjadikan suasana hati dan tubuh kondusif.
2. Target untuk menghatamkan Al-Qur’an pada bulan Ramadhan tidak tercapai
Minimal 1 kali harus bisa menghatamkan Al-Qur’an dalam bulan Ramadhan, Abdullah bin Umar bertanya kepada Rosulullah,”berapa lama sebaiknya seseorang menghatamkan Al-Qur’an?”Rasul menjawab,”Satu kali dalam sebulan.”Abdullah bin Umar mengatakan,”aku mampu untuk lebih dari satu kali untuk menghatamkan Al-Qur’an.”Rasul berkata lagi,”kalau begitu bacalah dalam satu pekan.”Tapi Abdullah bin Umar mengatakan bahwa dirinya mampu untuk membaca seluruh Al-Qur’an lebih cepat dari satu pekan.Kemudian Rasul mengatakan,”kalau begitu,bacalah dalam waktu tiga hari.”
3. Tidak dapat menjaga perkatan
Hakikat puasa tidak hanya terletak dalam menahan lapar dan haus saja, tetapi juga mengajak pelakunya untuk menahan diri dari berbagai penyimpangan,salah satunya adalah penyimpangan mulut seperti membicarakan keburukan orang, mengeluarkan kata-kata kasar,membuka rahasia,mengadu domba,berdusta dan sebagainya. Rasulullah SAW mengatakan bahwa dusta akan menjadikan puasa sis-sia (HR Bukhari).
Mulut merupakan salah satu bagian tubuh yang paling sukar dikendalikan namun memiliki nilai yang sangat mahal.Rasulullah berpesan’adakalanya kalimat buruk yang ringan diucapkan oleh seseorang,tapi karena Alloh tidak ridho dengan kalimat itu,maka orang itu tercampak ke dalam api neraka.Sebaliknya’adakalanya seseorang mengucapkan kalimat baik yang ringan,tapi karena Alloh ridho dangan kalimat itu maka ia masuk kedalam surga (HR Bukhari).
4. Tidak dapat menjaga pandangan
Mata merupakan penerima informasi paling efektif yang bisa memberi rekaman dalam otak dan jiwa seseorang.Memori yang tertangkap oleh mata lebih sulit terhapus ketimbang informasi yang diperoleh dari indera lainnya.Karenanya memelihara mata menjadi sangat penting untuk membersihkan jiwa dan pikiran dari berbagai kotoran.Salah mengarahkan pandangan,bila terus berulang akan menumbuhkan suasana kusam dan tidak nyaman dalam jiwa dan pikiran. Akibatanya nikmat ibadah (contoh Sholat) tidak dapat kita raih.Ini sebabnya Islam mewasiatkan sikap hati-hati dalam menggunakan nikmat mata.
5. Meninggakan ibadah malam Ramadhan
Rasulullah menganjurkan untuk menghidupkan malam-malam di bulan Ramadhan dengan sholat dan doa-doa tertentu.Amal ibadah khusus di bulan Ramadhan ini adalah shalat Tarawih.Tanpa menghidupkan malam dengan ibadah tarawih,tentu seseorang akan kehilangan momentum berharga.Selain itu doa-doa khusus yang insya Alloh akan di ijabah oleh Alloh SWT di dalam sholat tarawih antara lain.”Allohumma inni as aluka ridhaka wal jannah wa na’udzu bika min sakhatika wannar.”Ya Alloh aku memohon keridhaan-Mu dan surga-Mu dan aku memohon dari kemarahan-Mu dan dari neraka-Mu.
6. Pelampiasan dendam ketika berbuka puasa
Menjadikan saat berbuka puasa sebagai kesempatan‘balas dendam’dari upaya menahan haus dan lapar selama siang hari.Bila hal ini terjadi maka pendidikan puasa akan hilang.Puasa pada hakekatnya adalah pendidikan bagi jiwa (tarbiyatun nafs) untuk mampu mengendalikan diri dari menahan nafsu. “Puasa itu adalah perisai” sabda Rasulullah seperti yang di riwayatkan Imam Bukhari.Hasil pendidikan puasa akan tercermin dalam pribadi orang yang lebih bisa sabar, menahan diri, tawakkal, pasrah, tidak emosional,tenang dalam menghadapi berbagai persoalan.Puasa menjadi kecil dan tak bernilai dan lemah unsur pendidikannya ketika upaya menahan dan mengendalikan nafsu itu hancur oleh pelampiasan nafsu yang dihempaskan saat berbuka.
7. Tidak mengoptimalkan pengeluaran infaq dan sadaqah
Rasululloh seperti digambarkan dalam hadist,menjadi sosok yg paling pemurah dan dermawan di bulan Ramadhan,hingga kedermawannya mengalahkan angin yg bertiup.Di bulan inilah amal kebajikan bisa bernilai puluhan bahkan ratusan kali lipat dibanding bulan-bulan lainnya.Momentum seperti ini sangat berharga dan tidak boleh di sia-siakan.
8. Hari-hari terakhir sibuk dengan persiapan lahir
Ketika menjelang Idul Fitri sibuk dengan persiapan lahir,tapi tidak sibuk dengan perpisahan batin terutama pada 10 hari malam terakhir untuk memperbanyak ibadah. Lebih banyak berfikir untuk merayakan Idul Fitri dengan berbagai kesenangan, tapi melupakan suasana akan berpisah dengan bulan mulia tersebut.Rasululloh dan para sahabat mengkhususkan 10 malam terakhir dengan berdiam diri di dalam masjid, meninggalkan kesibukan duniawi. Mereka memperbanyak ibadah,dzikir dan berupaya meraih keutamaan malam seribu bulan,saat diturunkannya Al-Qur’an.
9. Idul fitri dirayakan sebagai hari yang ‘merdeka’
Fenomena ini terjadi akibat pelaksanaan puasa yg tidak sesuai dengan adabnya. Orang yg berpuasa dengan baik tentu tidak akan menyikapi Ramadhan sebagai kerangkeng.
10. Tidak ada tindak lanjut setelah meninggalkan Ramadhan
Amal yg dilakukan pada satu bulan Ramadhan adalah bekal pasokan agar kaimanan dan ruhani seseorang untuk menghadapi sebelas bulan setelahnya.namun orang akan gagal meraih keutamaan Ramadhan saat ia tidak berupaya untuk menghidupkan amal-amal ibadah yang dilakukan pada saat bulan Ramadhan,seperti shalat sunnah,membaca Al-Qur’an,ibadah malam dll.
http://id.netlog.com/happynriyono/blog/blogid=6203
Minggu, 01 Agustus 2010
10 Indikasi “Gagal” Meraih Keutamaan Ramadhan
Author: Choirul Fata
| Posted at: 21.39 |
Filed Under:
tausiah
|
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar