Selasa, 08 September 2009

Menggapai Istiqomah di Jalan Dakwah

“Nahnu da’iyun qobla syai’”, Kami semua adalah Da’i sebelum yang lain. Kata-kata mutiara nan indah ini pernah di ucapkan oleh seorang mujahid agung zaman ini, Syaih AsSyahid Imam Hasan Al Banna. Kita adalah umat yang terbaik yang di ciptakan Allah untuk menyuruh pada kema’rufan dan mencegah segala bentuk kemungkaran dan kebatilan (QS Ali Imran:110).

Kita semua adalah seorang da’i, penyeru pada kalimatullah. Setiap kita adalah memikul taklif/ beban da’wah di pundak kita masing-masing.

Allah SWT telah memilih kita untuk memikul beban ini, dan tidak di berikan beban ini pada makhluk Allah yang lain. Dalam lingkup yang lebih kecil lagi yaitu manusia Allah juga memilih hamba-hamba-Nya yang beriman saja yang boleh memikul da’wah ini, tidak semua manusia Allah berikan kesempatan untuk ikut serta dan andil dalam kereta da’wah ini.

Maka sungguh berbahagia orang-orang yang dipilih Allah SWT untuk memasuki gerbong da’wah ini sementara orang lain tertinggal di belakang dan di luar gerbong atau bahkan malah menghalang-halangi jalannya kereta da’wah ini.

Tapi sebesar apapun rintangan yanga ada, sesungguhnya kereta da’wah ini akan terus melaju dan terus berkembang, dengan kita ikut di dalamnya atau kita tidak turut serta di dalamnya.

Maka sungguh merugilah orang-orang yang diberi kesempatan untuk ikut kereta da’wah ini dan berjalan sekian waktu, namun sebelum sampai ke tujuan terminal yang sebenarnya yaitu Surga-Nya yang indah, dia sudah turun (futur-insilakh) dan keluar dari kereta yang masih terus berjalan.

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”. (QS Ali Imran:104).

Ayat ini berbicara dan menyuruh segolongan ummat untuk menyeru kebajikan (yad’uuna ilalkhoir), yang artinya sekedar mengajak saja dengan tidak ada unsur pemaksaan dalam da’wah karena sifatnya hanya menyeru, bukan memerintah.

Tapi pada kalimah selanjutnya Allah mengatakan dan menyuruh pada yang ma’ruf (ya’muruuna bil ma’ruf) yang artinya ada ikatan dan hukum yang kuat. Masing-masing mempunyai keutamaan yang berbeda dan di lakukan oleh pelaku yang berbeda.

Bagi kita para aktifis da’wah (InsyaAllah), tugas yang pertama yaitu menyeru pada kebaikan ini hendaknya yang harus kita laksanakan. Segala potensi yang ada pada diri kita yang telah di berikan Allah SWT , kita maksimalkan dengan baik untuk kemajuan da’wah.

Dari individu-individu muslim yang mempunyai berbagai macam potensi dan kemampuan inilah da’wah akan bisa di jalankan sesuai dengan manhaj. Mereka yang aktif berda’wah dengan lisannya lewat ceramah, tabligh, syiar, daurah, training, seminar ataupun mereka yang mempunyai kemampuan dalam hal berda’wah lewat tulisan dan analisa-analisanya yang tajam.

Ada beberapa hal keutamaan da’wah yang harus kita ingat selalu, sehingga saat fenomena adanya kader da’wah yang futur menghampirinya, dia akan mengingat tentang “fadhail-fadhail da’wah” sehingga akan menguatkan kembali hati yang sedang down.Bukankah hati manusia ini lebih suka bergejolak dan terbolak-balik daripada air yang mendidih.

Setiap saat hati kita harus senantiasa di tadzkir/ di ingatkan dengan akherat baik oleh faktor internal yaitu dari dalam diri kita ataupun faktor eksternal yang berasal dari orang lain. Dengan demikian, saat kita kita sedang dalam keadaan insilakh/ futur, karena ada dorongaan diri kita (tetapi yang bersifat dorongan internal sangat susah ketika insilakh menghampiri) akan menguatkan kembali.

Tetapi yang paling sering adalah sesungguhnya kita membutuhkan siraman-siraman penyejuk hari dan himmah/ semangat serta ruh yang baru dari orang lain untuk menguatkan hati kita.

Adapun keutamaan da’wah antara lain :

A’dhamu Ni’mah / Nikmat yang terbesar

Dengan bersama da’wah, hakekatnya dia telah mendapatkan kenikmatan yang sangat besar, kelezatan iman, kemuliaan hidup karena tidak setiap orang mendapatkan kesempatan nikmat berda’wah ini.

Saat kita merasa lelah, capek, sakit karena banyaknya tugas-tugas da’wah yang menumpuk itulah saat terindah kita bisa mengadukan diri kita pada pemilik kereta da’wah yang sesungguhnya, Allahu Rabbul Izzah lewat tilawah kalam-Nya, ataupun dengan bermunajat dalam kekhusu’an shalat-shalat kita.

Sungguh merupakan kenikmatan dari Allah yang tidak di berikan kepada semua orang kecuali para da’I-dai yang mukhlis di jalanNya.

Ahsanul Amal / Sebaik-baiknya amal

Dan Allah mengatakan :” Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?" “

Da’wah adalah sebaik-baik perkataan dan sebaik-baik amal. Tidak ada perbuatan lain yang lebih baik selain da’wah untuk menyeru pada kalimatul hiyal ‘Ulya/ kalimah Allah yg maha tinggi yaitu lewat da’wah ini. Begitu beruntungnya mereka yang terlibat aktif dalam da’wah karena ia telah melakukan sebaik-baik amal perbuatan.


Minhatu Rusul / Tugas pokok Rasul

Setiap Rasul yang di utus Allah mereka punya tugas yang utama dan pertama yaitu menyampaikan risalah/ da’wah. Dari NabiyuLLah Adam alaihissalam sampai baginda yang mulia Muhammad, tugas pokok mereka adalah da’wah.

Tabligh/ menyampaikan risalah kebenaran dari Rabb mereka yaitu Allahu rabbul A’la. Saat Rasul terakhir telah di wafatkan oleh allah, maka tugas pokok da’wah ini belum berakhir karena ia harus di pikul oleh para ummat Rasul yang telah mendapatkan pelajaran berharga darinya baik melalui hadist, sunnah dan wahyu yang Allah turunkan padanya yaitu Alqur’an.

Tugas kita hanyalah meneruskan risalah yang sudah ada dan lengkap, kemudian menyeru manusia lainnya yang belum sampai kepada mereka risalah Allah ini.

AlHayyatu Robbaniyyah / Kehidupan yang diridloi Allah SWT

Ridlo Allah adalah segala-galanya. Setiap detik dari semua perbuatan kita adalah mencari mardhotiLLah yaitu meraih Ridlo Allah bukan ridlo makhluk. Betapa bahagianya bila kita menjadi manusia yang selalu mendapatkan Ridlo-Nya. Puncak dari pencarian manusia dalam hidup adalah keridloaanNya. Maka dengan da’wah inilah kita bisa mewujudkan dan menggapai ridlo-Nya.

Selain daripada keutamaan di atas, dengan da’wah yang kita lakukan dengan ikhlas, akan berdampak pada kehidupan yang penuh berkah. Bila kita telah mendapatkan Ridlo Allah, tentu DIA akan memberkahi kehidupan kita. Hidup kita di penuhi dengan Ridlo atas semua ketentuan dari allah, Mencintai dan di cintaiNya, mendapatkan kasih sayang dan RahmatNya, serta mendapatkan dari setiap amal ibadah kita berupa pahala yang berlipat ganda dan tidak pernah terputus (ajrun ghoiru mamnuun).

Semua pahala dan keutamaan di atas, tentunya harus kita miliki dengan harga yang mahal bukan dengan mudah. Membutuhkan sifat istiqomah hingga akhir hayat kita, untuk kita genggam iman dan da’wah ini.

Dan Allah mengatakan : “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu"(QS Al Fushillat:30).

Keistiqomahan kita inilah kunci pokoknya. Sudah sunatuLlah bahwa da’wah adalah jalan panjang. Di kanan kirinya , depan belakang penuh dengan onak dan duri. Jalannya naik turun penuh dengan rintangan. Da’wah bukanlah jalan mulus yang penuh dengan bunga-bunga semerbak mewangi, zahra dan misk di depannya. Sungguh adalah jalan yang tidak setiap orang bisa melaluinya kecuali hamba-hamba Allah yang mukhlis dan senantiasa menjaga sifat Istiqomahnya. Mereka yang mau istiqomah, maka sebagaimana ayat di atas Allah akan menurunkan di hatinya ketenangan bersama malaikat.

Mereka tidak boleh merasa dan memang di larang bersikap takut, lemah dan bersedih karena sesungguhnya derajat mereka para Da’I itu lebih tinggi di sisi Allah SWT. Selain itu Allah juga menjanjikan surga yang maha indah, yang mengalir di bawahnya sungai-sungai yang menyejukkan dengan bidadari yang bermata jeli. Kenikmatan yang sempurna adalah saat mereka bisa berjumpa dengan wajah Allah yang mulia. Dan sekali lagi, semua kenikmatan itu hanya bisa di dapatkan dg istiqomah.

Seorang ulama besar yang Allah mengujinya dengan lumpuh separo badannya, namun demikian dia masih teguh berda’wah dan istiqomah di jalan da’wah, DR Syaih Musthofa AsSiba’I mengatakan istiqomah itu awalnya penuh karomah, di tengahnya keselamatan dan ujungnya adalah surga.

Dan akhirnya semoga kita termasuk di jadikan Allah sebagai golongan-golongan hambaNya yang senantiasa berda’wah dan istiqomah di jalanNya sampai kita berjumpa denganNya.

Kepada-Nya kita berharap dan memohon Petunjuk serta Taufiknya. Alangkah berbahagianya saat kita nanti bisa menghadap wajah Allah yang mulia dengan kepala tengadah menikmati Cahaya WajahNya karena amal-amal da’wah, keridloan dan Keistiqomahan kita di jalanNya sewaktu di dunia. Ya Muqqallibal Quulub, Tsabit qalbi ‘ala diniika, aala istiqomatika, wa alaa tho’atika. Aamiin.

Kinilah saatnya kita berazzam di hati, bahwa kita siap memikul seberat apapun beban da’wah ini, kita menyadari kita adalah hamba-hamba Allah yang telah di pilihnya. Kalau kita berat dan tidak mau menerimanya, maka bersiap-siaplah DIA akan menggantikan kita dengan generasi dan ummat yang lebih baik dari kita . Jika bukan kita yang menjalankan da’wah ini maka bersiap-siaplah :

“Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. “ (QS Al Maidah:54)


Dicuplik dari artikel: "Manggapai Istiqomah di Jalan Dakwah yang Panjang" oleh
Al Faqiir Ahmad Saikhudin (Ikatan Da’i Ar-Risalah Batam Centre)

0 komentar:

Posting Komentar

 

KHUTBAH JUMAT Copyright © 2009 Community is Designed by Bie